fbpx
Info Kopi

Naungan Tanaman Kopi

Naungan ini sebenarnya hanya diperlukan bagi tanaman kopi yang ditanam di daerah-daerah yang kurang subur. Sebab tanaman kopi sendiri sebenarnya bisa ditanam tanpa naungan. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan daerah-daearah yang kurang subur adalah pada daerah yang kering apabila kita menanamnya di perkebunan. Disamping itu juga, kalau semakin baik tanaman kopi tersebut, maka semakin tidak perlu kita mempergunakan naungan.
Sebab kalau terlalu gelap maka respon terhadap pemumupukan akan berkurang.
Kebaikan maupun keguanan pohon naungan adalah sebagai berikut:
1.      Mengurangi penyinaran langsung, hingga dengan demikian maka humus tidak akan cepat hiang;
2.      Mengurangi erosi;
3.      Mencegah embun upas (frost) pada daerah0daerah tinggi;
4.      Sebagai bahan sumber organik;
5.      Megurangi pertumbuhan rumpai;
6.      Sumber bahan bakar, ini diperlukan nanti pada saat pengeringan kopi.
Keburukan maupun dampak negatif adanya pohon naungan:
1.      Saingan air dan zat hara tanah;
2.      Mengurangi rangsangan pembuangan;
3.      Perlu pemeliharaan dan pengaturan;
4.      Kadang-kadang menjadi inang hama dan penyakit
Oleh karena itulah maka pohon pelindung atau naungan ini harus memenuhi beberapa syarat, anatara lain adalah:
1.      Berakar dalam, ini untuk memperkecil saingan air dan zat hara;
2.      Mudah diatur secara periodik agar tidak menghambat pembuangan;
3.      Tidak menjadi tanaman inang hama atau penyakit kopi;
4.      Termasuk jenis leguminosa;
5.      Menghasilkan banyak bahan organik;
6.      Menghasilkan banyak kayu bakar yang baik dalam arti nilai bakarnya tinggi.
Lalu kegunaan dari pohon pelindung sementara dan pohon pelindung tetap itu adalah, bahwa pohon pelindung sementara dipergunakan untuk memberi naungan kepada tanaman kopi seblum pohon pelindung tetap dapat berfungsi dengan baik.
Beberapa jenis pohon pelidung sementara yang baik buat tanaman kopi adalah:
1.      Flemingia Congesta;
2.      Leucaena Glauca;
3.      Crotalaria Anaggyroides;
4.      Crotalaria Usaramoensis;
5.      Tephrosia Candida;
6.      Tephrosia Vogelii;
7.      Desmodium Gyroides;
8.      Acacia Villosa
Acacia Villosa ini baik sekali ditanam ditempat-tempat yang sukar ditumbuhi oleh lamtoro. Sedangkan untuk daerah-daerah nematoda, hendaknya kita pakai saja Crotalaria dan kalau untuk tempat yang tempatnya tinggi dan lebih dari 1000meter dpl, sebaiknya memang dipakai jenis Tephrosia karena akan cepat tumbuh.
Kemudian kalau untuk pohon naungan atau pohon pelindung yang tetap biasanya akan digunakan:
1.      Lamtoro atau Leucaena Glauca;
2.      Dadap/Erythrina Subumbrans dan Dadap Serep atau E. Mocropteryx;
3.      Sengon.
Akan tetapi kalau untuk perkebunan maka praktis pemakaian dadap tidak diperguakan. Hal ini disebabkan karena pohon dadap memiliki tajuk yang sukar untuk diatur serta banyak mengalami serangan hama dan penyakit. Selain itu, Pohon Dadap juga dinilai tidak memberi menjadi kayu bakar yang baik dan tidak bernilai tinggi.
Kemudian kalau sengon ini hanya dipakai di daerah-daerah tinggi yang ketinggiannya lebih dari 1000 meter sampai dengan 1500 meter, sebab di daerah-daerah tersebut Pohon Lamtoro akan tumbuh dengan lambat.

A. Pengaturan Pohon Naungan/Pelindung

Untuk pengaturan pohon pelindung yang tetap, dilakukan melalu pemangkasan. Adapun tujuan pengaturan pohon pelindung ini terutama untuk:
1.      Memberi cahaya matahari;
a.      Untuk merangsang pembentukan rimordia bunga
b.      Primordia bunga terbentuk pada akhir musim penghujan dan awal kemarau antara bulan April, Mei, dan Juni.
2.      Mempermudah peredaran udara dalam pertanaman;
a.      Bila cabang pohon pelindung  terlalu rendah dan rimbun, udara akan sukar beredar.
b.      Peredaran udara penting untuk penyerbukan, terutama sekali bagi tanaman kopi jenis robusta yang memerlukan penyerbukan bersilang.
3.      Mengurangi kelembaban udara selama musim penghujan;
a.      Bila terlalu lembab, maka akan mengakibatkan banyak buah yang gugur. Biasanya akan mencapai 20 – 30 persen.
b.      Untuk mencegah agar pertumbuhan cabang-cabang primair tidak lemah.

B. Pemangkasan Pohon Pelindung

Untuk pohon pelindung ini harus kita usahakan agar cabangnya paling rendah adalah dua kali dari pohon kopi itu sendiri. Sehingga dengan  demikian maka semakin tinggi pohon kopi tersebut, semakin tinggi pula cabang pohon pelindung itu kita pangkas.
Pengaturan Pemangkasan:
Pemangkasan ini dilakukan pada awal musim penghujan, adapun caranya adalah memotong batangnya, pemotongan ini dilakukan 50% dari jumlah pohon naungan. Pemenggalan ini dilakukan dengan secara bergiliran setiap tahunnya. Ini bisa dilakukan secara larikan atau silangan. Kalau pelindung untuk tanaman kopi jenis Robusta sambungan atau klonal maka pemangkasan pelindungnya dipangkas secara silangan. Hal ini untuk mengarahkan dan mendorong angin supaya memotong barisan klon yang berlainan.
Gambar 16: Contoh Pengaturan Pemangkasan
Pengaturan ini kalau tidak kita gunakan sistem pemenggalan, kita juga bisa mempergunakan sistem rempesan, artinya, kalau pada musim penghujan maka akan banyak cabang-cabang yang tumbuh, maka pada akhir musim penghujan cabang-cabang tersebut akan di rempe (dipotong), ini untuk merangsang pembentukan Primordia bunga kopi. Rempesan ini terutama ditujukan pada pohon-pohon yang tidak dipenggal, namun juga pada pohon-pohon yang telah dipenggal pada awal musim penghujan. Itupun kalau pertumbuhan cabangnya terlalu banyak.

C. Penjarangan

Apabila tanaman kopi telah menutup dengan pertumbuhan yang baik. Sehingga dapat memberi perlindungan satu dengan lainnya maka jumlah pohon pelindung dapat diperpanjang.
Intensitas penjarangan ini tergantung dari jenis pohon naungan dan sistem jarak tanam kopi. Untuk mengatasi kemungkinan-kemungkinan diluar perhitungan, penjarangan ini dapat dilakukan dengan memotong lamtoro pada tinggi kurang lebih 1 metr. Hal ini dilakukan bahwa nantinya kalau dalam keadaan darurat masih bisa ditumbuhkan lagi.
Gambar 17: Tinggi Percabangan Pohon Pelindung Tanaman Kopi

Leave a Reply

Your email address will not be published.