fbpx
Viral Fakta Gunung Emas Kongo: Digali Pakai Tangan hingga Kandungannya 90%
News

Viral Fakta Gunung Emas Kongo: Digali Pakai Tangan hingga Kandungannya 90%

Sebuah video tentang penemuan gunung emas di Kongo masih menjadi perhatian masyarakat. Pada video tersebut digambarkan ada sekitar puluhan orang sedang menggali tanah yang terdapat kandungan emas tanpa perlengkapan keamanan.

Tidak hanya itu, Di cuplikan video yang lain, tampak pula orang-orang tengah mencuci bongkahan emas yang didapat dari hasil galian. Video-video tersebut pertama kali dipublikasi oleh jurnalis freelance asal Yaman bernama Ahmad Algohbary lewat akun Twitter-nya.

Ahmad mengaku dirinya bukanlah pihak yang merekam dan memiliki video tersebut. Menurutnya video penemuan gunung emas ini sudah menyebar di media sosial sebelumnya.

Menurut kontributor BBC di Kongo, Byode Malenga, video itu viral sejak Selasa (2/3), meski demikian, kejadian tersebut diperkirakan terjadi pada Sabtu (27/2). Malenga mengatakan lokasi itu terdapat di gunung yang masuk wilayah sebuah desa berada di 35 kilometer dari Bukavu, Ibu Kota Kivu, Kongo.

© Disediakan oleh Kumparan

Berikut adalah fakta-fakta soal penemuan gunung emas tersebut yang dikutip dari berbagai sumber.

Kandungan gunung 90 persen emas

Republik Demokratik Kongo memang kaya akan mineral dan logam mulia seperti emas, dan pegunungan di dalam video yang viral tersebut masuk di dalam wilayah pertambangan yang terdaftar dengan pekerja resmi.

Menurut laporan BBC, diperkirakan di gunung tersebut memiliki kandungan 60 persen hingga 90 persen emas. Sementara itu, seluruh produksi emas di Kongo secara sistematis tidak pernah dilaporkan dan berton-ton logam mulia diselundupkan ke rantai pasokan global melalui negara tetangga di wilayah timur.Ilustrasi penambangan emas tradisional. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan© Disediakan oleh Kumparan Ilustrasi penambangan emas tradisional. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan

Tambang emas digali pakai tangan

Akibat viralnya video tersebut, muncul demam emas yang menarik ribuan orang ke sebuah desa di provinsi Kivu Selatan, Kongo. Mereka secara sporadis menggali tambang dengan tangan seop dan ada yang menggunakan bantuan alat sekop.

Pada video juga terlihat kejadian yang menunjukkan orang-orang menggali tanah dengan sekop dan menggunakan tangan mereka untuk mencoba dan mengekstraknya. Mereka adalah penambang emas tradisional yang umum ditemui di seluruh Republik Demokratik Kongo.

Tambang gunung emas ditutup pemerintah

Menteri Pertambangan negara bagian Kivu Selatan, Vernant Burume Muhigirwa, mengkonfirmasi penemuan bijih emas di wilayahnya memang telah menyebabkan demam emas. Akibat hal tersebut, pihaknya telah mengeluarkan larangan untuk menghentikan seluruh aksi penambangan di desa-desa wilayah Kivu Selatan.

Pemerintah telah mengirim polisi ke daerah tersebut untuk mengembalikan ketertiban dan untuk mengumpulkan kembali emas yang dibawa warga. Muhigirwa mengatakan penangguhan penambangan akan memungkinkan pihak berwenang untuk mengidentifikasi penambang dan memastikan mereka terdaftar dengan benar di regulator pertambangan.Ilustrasi tambang emas di Kongo. Foto: REUTERS/Kenny Katombe© Disediakan oleh Kumparan Ilustrasi tambang emas di Kongo. Foto: REUTERS/Kenny Katombe

“Ketertiban harus ditegakkan kembali dalam kegiatan pertambangan di Luhihi tidak hanya untuk melindungi kehidupan, tetapi juga untuk memastikan penelusuran emas yang diproduksi sesuai dengan hukum Kongo,” kata keputusan itu dikutip Reuters.

Kongo penuh dengan kekayaan alam, termasuk minyak, kayu, berlian, dan mineral, tetapi kemudahan bahan-bahan ini dapat mendorong keserakahan dan keluhan masyarakat, menurut situs web Congo’s Gold.

Bersama dengan timah, emas adalah salah satu sumber daya yang dikenal sebagai ‘bahan konflik’. Ada penelitian yang menunjukkan bahwa kelompok bersenjata bisa menambang sendiri atau memaksa orang lain untuk menyelundupkan dan memperdagangkan emas. Hasil dari penjualan tersebut, kemudian digunakan untuk membeli senjata atau membayar gaji para ‘pejuang’.

sumber: kumparan

Leave a Reply

Your email address will not be published.