Cara Menanam Jahe dengan Benar, Bisa Panen dalam 4 Bulan
Selama berabad-abad, jahe telah menjadi bumbu dapur yang sangat populer di berbagai hidangan.
Selain itu, jahe juga telah lama digunakan sebagai bahan obat tradisional dengan berbagai nutrisi dan kehangatan yang dihasilkannya.
Jahe berasal dari Asia Pasifik dan tersebar dari India hingga Cina. Oleh sebab itu, India dan Cina disebut-sebut sebagai bangsa yang pertama kali memanfaatkan jahe.
Bagi yang sering menggunakan jahe, baik sebagai bumbu maupun obat, berikut adalah cara menanam jahe, dilansir dari Badan Litbang Pertanian Indonesia.
Pembibitan
Pilihlah bibit jahe berkualitas yang memenuhi syarat mutu genetik, mutu fisiologik, dan mutu fisik.
Baca juga:
- Diversifikasi Bisnis EBT, PT Bukit Asam Garap 6 PLTS di Sumatera hingga Bali
- Pengembangan Energi Panas Bumi di Indonesia: Tantangan Regulasi dan Insentif
- Selain Danka, Ini Sederet Pemborong Batu Bara Sumber Global Energy (SGER)
- Pembangkit listrik batu bara yang diubah jadi ‘baterai raksasa’
- Profil Danka Minerals Perusahaan Vietnam yang Komplain Pengiriman Batu Bara SGER
Kriteria yang harus dipenuhi adalah bibit berasal dari kebun, bibit berumur antar 9-10 bulan, bibit berasal dari tanaman yang sehat dan tidak cacat.
Untuk menanam jahe secara bersamaan, jangan langsung tanam bibitnya! Sebaiknya, bibit jahe dikecambahkan terlebih dahulu dengan peti kayu atau bedengan.
Kemudian, sebelum ditanam, bibit jahe harus bebas dari ancaman penyakit. Caranya, masukkan bibit ke dalam karung dan celupkan ke dalam larutan fungisida selama 8 jam.
Setelah itu, bibit jahe yang sudah direndam di larutan fungisida harus dijemur 2-4 jam sebelum ditanam.
Pengolahan media tanam
Untuk mendapatkan hasil panen yang optimal, perhatikan syarat-syarat tumbuh yang dibutuhkan bibit jahe.
Sesuaikan keasaman tanah untuk menanam dengan keasaman media tanam yang dibutuhkan jahe.
Pengolahan media tanam untuk jahe diawali dengan dibaak sedalam sekitar 30 cm dengan tujuan mendapatkan tanah yang gembur dan bersih.
Setelah itu, biarkan tanah hingga 2-4 minggu agar gas-gas beracun menguap dari tanah dan menghilangkan bibit penyakit.
Jika lahan untuk menanam jahe memiliki kondisi air tanah yang jelek, sekaligus untuk mencegah adanya genangan air, buatlah bedengan dengan tinggi 20-30 cm dan lebar 80-100 cm.
Teknik penanaman
Untuk menghindari pertumbuhan jahe yang jelek karena kondisi air tanah yang buruk, maka buatlah bedeng, sebagaimana yang telah dijelaskan.
Selanjutnya, buat lubang-lubang kecil atau alur dengan kedalaman 3-7,5 cm untuk menanam bibit jahe.
Cara menanam jahe dilakukan dengan cara melekatkan bibit rimpang secara rebah ke dalam lubang tanam atau alur yang sudah disiapkan.
Sebaiknya, penanaman jahe dilakukan di awal musim hujan, yakni sekitar bulan September dan Oktober.
Hal ini akan menguntungkan karena tanaman muda membutuhkan air yang lebih banyak untuk pertumbuhannya.
Panen
Pemanenan jahe dilakukan dengan bergantung pada penggunaan jahe tersebut. Jika akan digunakan untukk bumbu, tanaman jahe sudah bisa dipanen di usia 4 bulan.
Baca juga:
- Diversifikasi Bisnis EBT, PT Bukit Asam Garap 6 PLTS di Sumatera hingga Bali
- Pengembangan Energi Panas Bumi di Indonesia: Tantangan Regulasi dan Insentif
- Selain Danka, Ini Sederet Pemborong Batu Bara Sumber Global Energy (SGER)
- Pembangkit listrik batu bara yang diubah jadi ‘baterai raksasa’
- Profil Danka Minerals Perusahaan Vietnam yang Komplain Pengiriman Batu Bara SGER
Namun, jika jahe ditanam dengan tujuan untuk dijual, sebaiknya panen jahe dilakukan di usia 10-12 bulan.
Cara panen jahe yang paling tepat adalah membongkar tanahnya dengan hati-hati menggunakan garpu atau cangkul.
Setelah itu, bersihkan jahe dari tanah dan kotoran. Kemudian, jemur jahe di atas papan atau daun pisang selama 1 minggu, sebelum disimpan di tempat terbuka.
sumber: kompas.com