fbpx
Pertambangan

Harga Batu Bara Acuan Maret Dibagi 3 Kelompok, Segini Rinciannya

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan keputusan final terkait formula baru Harga Batu bara Acuan (HBA) di Indonesia.© Annisa ayu artanti

Jakarta: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan keputusan final terkait formula baru Harga Batu bara Acuan (HBA) di Indonesia.

Perubahan tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 41.K/MB.01/MEM.B/2023 tentang Pedoman Penetapan Harga Patokan untuk Penjualan Komoditas Batu bara.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengungkapkan, formula penetapan HBA pada prinsipnya bertujuan untuk mendapatkan harga batu bara acuan yang dapat diterima oleh pasar dengan mempertimbangkan penerimaan negara.

“Pertimbangan ini jadi dasar diperlukannya menerbitkan peraturan terkait harga berdasarkan mekanisme pasar,” jelas Agung dalam keterangan tertulis, Senin, 20 Maret 2023. 

Pembentukan harga batu bara acuan

Agung menambahkan, HBA dibentuk dari rata-rata realisasi harga jual batu bara dua bulan sebelumnya, dengan proporsi 70 persen dari realisasi harga satu bulan sebelumnya.

Di samping itu, pembentukan HBA diambil dari 30 persen realisasi harga dua bulan sebelumnya berdasarkan data realisasi penjualan batu bara yang disampaikan oleh Badan Usaha Pertambangan pada saat pemenuhan kewajiban pembayaran royalti batu bara.

Mengacu beleid baru tersebut, Kementerian ESDM pun telah menetapkan HBA Maret 2023. Pertama, HBA dalam kesetaraan nilai kalor 6.322 kcal per kg GAR, Total Moisture 12,58 persen, total sulphur 0,71 persen, dan Ash 7,58 persen ditetapkan pada angka USD283,08 per ton.

“Harga ini digunakan sebagai HBA acuan selama Maret ini dalam penentuan tarif royalti dan pada perhitungan HPB kalori >6.000,” ungkapnya.

Selanjutnya, HBA dalam kesetaraan nilai kalor 5.200 kcal per kg GAR, Total Moisture 23,12 persen Total Sulphur 0,69 persen, dan Ash enam persen.

Penetapan yang dikategorikan HBA I digunakan sebagai HBA acuan pada perhitungan HPB kalori > 5.200-6.000.

“HBA I ini dipatok di level USD136,70 per ton,” tutur Agung.

Terakhir, HBA dalam kesetaraan nilai kalor 4.200 kcal per kg GAR, Total Moisture 35,29 persen, Total Sulphur 0,2 persen dan Ash 4,21 persen diperoleh angka sebesar USD102,26 per ton.

“HBA II digunakan sebagai HBA acuan pada perhitungan HPB kalori <=5.200,” jelasnya.

Sebelum adanya beleid baru ini, penetapan HBA diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt’s 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6.322 kcal/kg GAR, Total Moisture delapan persen, Total Sulphur 0,8 persen, dan Ash 15 persen.

sumber: medcom.id

Leave a Reply

Your email address will not be published.