Senjata Utama Sang Acaraki, Peracik Jamu Era Majapahit
BISA dibilang, pipisan dan gandik jadi andalan acaraki, peracik jamu era Majapahit, untuk membuat jamu kala itu. Lantaran pada abad 13-15 Masehi semua serba sederhana dan manual, para acaraki memanfaatkan pipisan dan gandik untuk mengekstrak rempah dan bahan jamu lainnya. Hingga tersaji minuman jamu yang menyehatkan dan bisa dinikmati semua kalangan saat itu.Senjata Utama Sang Acaraki, Peracik Jamu Era Majapahit© Disediakan oleh Radar Mojokerto.
Kasub Unit Koleksi Pusat Informasi Majapahit (PIM) Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jatim Tommy Raditya D menerangkan, sejauh ini terdapat sejumlah sumber kuno yang menggambarkan pentingnya jamu dan acaraki pada masa itu. Saking pentingnya, acaraki disebut sebagai profesi khusus. Yakni, pada Prasasti Madhawapura, Prasasti Balawi, Situs Liyangan, hingga relief Candi Borobudur.
’’Jadi acaraki ini sebutan untuk orang yang ahli dalam meracik jamu pada saat itu,’’ terangnya. Bahkan, dari sejumlah sumber tersebut, menggambarkan jika jamu saat itu sudah diproduksi massal. Tentunya, untuk menunjang kesehatan masyarakat era Kerajaan Majapahit. Apalagi masyarakat saat itu sudah memanfaatkan potensi dan melimpahnya rempah di tanah Majapahit. Sehingga, produk olahannya pun turut tergenjot di pasaran kala itu.
’’Sudah banyak rempah yang dimanfaatkan masyarakat saat itu untuk jamu ataupun obat. Mulai dari kunyit, serai, kayu manis, ataupun merica,’’ ujar Tommy. Alhasil, kekayaan rempah di Bumi Majapahit saat itu turut mendorong perdagangan rempah seantero Nusantara hingga Afrika Timur, Asia, dan Eropa. Bahkan, tercipta istilah jalur rempah yang memanfaatkan transportasi air di sungai maupun laut. (vad/fen)
Sumber: radarmojokerto.com