Bingung Cari Ide Bisnis? Ini Teknik Brainstorming yang Bisa Kamu Coba
Kemampuan brainstorming diperlukan dalam berbagai bidang pekerjaan, termasuk para pebisnis atau pengusaha. Brainstorming dapat dilakukan ketika akan mencari inovasi produk, strategi promosi, dan lainnya.
Namun, tidak semua brainstorming menemui ujungnya. Ada yang masih kebingungan dan tidak tahu harus memutuskan langkah selanjutnya. Hal ini bisa jadi karena cara brainstorming yang kurang tepat.
Melalui artikel ini, kamu bisa menemukan cara brainstorming yang tepat dalam berbisnis. Kompas.com telah merangkumnya dari thebalancemoney.com.
Mulai dari Suatu Pertanyaan
Supaya kamu bisa menemukan hal yang ingin dicapai ketika brainstorming, kamu perlu suatu pertanyaan. Cara ini digunakan sebagai pemantik brainstorming agar tujuannya jelas.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan bisnismu. Contohnya, “Bisnis seperti apa yang fleksibel dalam pemantauannya?” atau “produk apa yang paling disukai oleh konsumen atau klien?”
Buat Mind Map
Beberapa dari kamu mungkin merasakan isi kepala yang penuh saat brainstorming. Rasanya seperti banyak ide-ide dan pertanyaan yang tidak bisa diutarakan. Kamu bisa mengatasinya dengan menggunakan mind map.
Kamu bisa memulai dengan alat tulis seperti kertas dan pulpen. Lalu tulis suatu kata atau pertanyaan di tengah kertas tersebut. Kemudian mulailah untuk menarik garis dari kata tersebut dan tambahkan kata-kata yang berhubungan dengan kata di tengah.
Buat Word Map
Jika kamu kebingungan mencari nama untuk brand bisnismu, kamu bisa coba membuat word map. Artinya, kamu mengumpulkan berbagai kata yang berhubungan dengan identitas bisnis.
Setelah menemukan banyak kata kunci, kamu pun bisa memilih beberapa kata yang sesuai dengan identitas bisnismu. Lalu rangkailah kata-kata tersebut menjadi nama brand yang unik.
Gunakan Analisis SWOT
Nah, kalau kamu juga menemui jalan buntu saat memutuskan sesuatu, bisa gunakan analisis SWOT. Kamu bisa menulis kelebihan, kekurangan, tantangan, dan ancaman dari keputusan yang kamu buat.
Misalnya jika kamu ingin membuka cabang baru di lokasi tertentu, teknik promosi baru, atau bahkan inovasi produk yang akan diluncurkan.
Dengan cara ini, kamu bisa paham risiko-risiko yang akan kamu alami ketika mengambil keputusan. Mungkin kamu juga bisa menemukan alternatif lain ketika risikonya terlalu berat untuk kamu lalui.
sumber: kompas.com