Gempa Susulan Terus Terjadi di Cianjur, Ahli: Bisa Bikin Retakan Bangunan Meluas
Warga korban gempa bumi di Cianjur diminta mewaspadai kondisi bangunan rumahnya yang tidak roboh. “Bangunan yang awalnya hanya retak sedikit, karena diguncang oleh gempa susulan yang terus menerus, bisa saja retaknya meluas,” kata ahli seismologi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pepen Supendi, Rabu 30 November 2022.
Berdasarkan informasi dari BMKG, jumlah gempa susulan sebanyak 343 kali hingga pukul 14.00 WIB, Rabu 30 November 2022, pascagempa bermagnitudo 5,6 di Cianjur yang bersumber di darat pada Senin, 21 November lalu. Kekuatan gempa susulan itu maksimal bermagnitudo 4,2 dan minimal 1,0. Gempa susulan, kata Pepen, merupakan proses alam untuk mencapai kesetimbangan baru setelah gempa utama.
Jumlah gempa susulan tergantung pada magnitudo dan jenis batuan di sumber gempanya. Biasanya batuan rapuh akan memproduksi banyak gempa susulan, dan sebaliknya. Selain itu, tambahan pemasangan seismograf pun membuat BMKG jadi lebih banyak mendeteksi gempa-gempa bermagnitudo kecil. Menurut Pepen, gampa besar di daerah Cianjur pernah terjadi sekitar 1879, namun nihil catatan gempa susulan karena seismograf saat itu masih sangat jarang.
Sementara itu salah satu tim relawan dari Institut Teknologi Bandung (ITB) melakukan asesmen pada bangunan milik pemerintah, seperti rumah sakit dan sekolah. Menurut Iswandi Imran dari Kelompok Keahlian Rekayasa Struktur Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB, rumah sakit menjadi prioritas untuk dikembalikan kondisinya ke semula karena perannya sangat vital, di antaranya Rumah Sakit Umum Daerah Sayang di Cianjur.
Dari data yang diperoleh tim secara visual, kerusakan rumah sakit itu hanya pada komponen non-struktural atau bukan pada komponen struktur utama bangunan. Misalnya ada dinding yang pecah, retakan besar, dan plafon atau langit-langit berjatuhan.
“Struktural kalau dilihat secara umum masih bagus kondisinya,” kata Iswandi, Rabu 30 November 2022. Menurutnya butuh waktu agak lama untuk asesmen di rumah sakit dan perlu segera ditangani permasalahannya.
Iswandi mengatakan, nantinya akan ada bentuk-bentuk rehabilitasi seismik yang akan diusulkan dan harus cepat dikerjakan. Dinding yang roboh, misalnya, dievaluasi kenapa bisa roboh, sehingga mungkin perlu dibangun kembali dengan pengikat agar lebih kuat. Pada bagian plafon yang jatuh, sistemnya penggantungnya perlu dirancang agar tahan guncangan gempa.
sumber: tempo.co